Rekan sejawat saya, seorang profesor di Taiwan, mulai memelihara ikan
hias. Dia beli ikan arwana ukuran sedang.Warnanya merah, dikelilingi
garis-garis kuning. Profesor yang lainnya tak mau kalah, tapi ia
memelihara ikan discus berwarna kuning.
Di akuarium itu ia
memasang tanaman- tanaman air seperti yang sering kita lihat di
sini.Ditambah batu-batuan berwarna, karang-karang kecil, pasir,dan
sepotong kayu yang membuat akuarium terlihat indah. Sejak keduanya
memulai itu, ratusan orang mengikutinya dan sekarang menjadi tren.
Hal
serupa rupanya terjadi di negara-negara yang memiliki diaspora imigran
dari China, tak terkecuali di Singapura, Malaysia, Filipina, dan
Indonesia. Ikan-ikan hias asal Indonesia seperti arwana, discus, tetra,
lohan, dan sebagainya yang berwarna merah dan kuning akan ramai diborong
di tahun Naga Air yang mulai berlangsung pekan depan.
Tahun Pembersihan
Banyak
ahli ramal yang percaya (saya sendiri kurang memercayai kalau horoskop
dikaitkan keberuntungan) bahwa tahun Naga Air adalah tahun cerah, meski
tak sedikit yang bakal kesulitan. Setiap ramalan sudah pasti tidak lepas
dari sejarah dan kepribadian peramalnya. Setiap peramal pun
berinteraksi di antara mereka, dan semakin hari semakin terkait dengan
orang-orang yang minta diramal.
Mereka juga berinteraksi
dengan media massa dan media jejaring sosial,sehingga pastilah saling
memengaruhi satu sama lain. Para peramal itu juga mengaitkan dengan apa
yang baru terjadi pada 2011. Mereka mengatakan, pada 2011 banyak musibah
dan banyak bisnis di dunia yang mengalami kesulitan.Seorang ahli
fengsui yang banyak dikutip warga keturunan Tionghoa http://www.-
qualife-fengshui.com, bahkan mengaku sempat mengingatkan setahun lalu
dia melihat dua buah bintang jatuh.
Akhir tahun lalu dia
menyimpulkan (tentu saja setelah kejadian) bahwa ramalannya tepat. Satu
bintang itu menandakan badai tsunami yang memorak-porandakan pulau di
Jepang, dan satu lagi membuat banjir besar di Thailand. Mereka
mengatakan enam bulan pertama di tahun Naga Air ini keadaan ekonomi dan
alam masih berat, tetapi enam bulan berikutnya, awan gelap mulai pergi.
Ramalan
ini agak mirip dengan omongan seorang paranormal yang setiap tampil
kelihatan agak bodoh (tapi mobilnya hebat-hebat dan kliennya orang-orang
terkenal). Ia mengatakan,tahun Naga Air itu sifatnya menjernihkan,
mendinginkan. ”Jadi yang sifatnya panas di tahun 2011 akan jadi tenang
di tahun ini.” Seorang empu fengsui lain sepakat dengan apa yang saya
baca di sebuah web, bahwa tahun Naga Air itu seperti mempertemukan tanah
yang keras dengan air yang melunakkan. Tanahnya menjadi lembek.
Kalau
tak kuat betul, fondasi yang tipis dapat meluluhlantakkan bangunan
besar. Jadi supaya hidup aman, alam ini harus diharmoniskan.Maka dari
itulah mereka menyarankan agar pengusaha memelihara ikan hias di
akuarium sebanyak sembilan ekor dengan lima unsur alam: ikan, air,
tanah,tanaman,dan bebatuan. Kadang saya merasa lucu juga melihat
orang-orang yang memercayai ramalan-ramalan seperti ini.
Bukankah
hidup ini bukan sekedar horoskop? Tetapi begitulah, lebih banyak orang
yang memercayainya daripada tidak. Dulu, sewaktu membangun rumah, saya
juga tidak mempercayai fengsui. Tetapi saat kedatangan tamu seorang yang
mengerti fengsui, dia mengingatkan saya ”Kalau enggak dituruti, nanti
rumah Bapak sulit dijual.”
Saya tetap bergeming, tetapi
teman-teman saya mendesak agar diikuti saja. Belakangan ahli fengsui itu
geleng-geleng kepala. ”Saya heran, rumah ini dibuat tanpa rumus
fengsui, tapi sudah fengsui. Jadi tidak perlu ada yang diubah kecuali
memasang gantungan yang bisa berbunyi di depan pintu,”ujarnya.
Ekonomi Imlek
Jadi
tahun Naga Air bagi sebagian orang adalah tahun pembersihan diri.
Sebagai ketua Aksi (Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia) tentu saya
percaya pembersihan diri dan menjadi lebih peduli itu penting. Lihat
saja empat tahun terakhir ini kita disajikan tipuan-tipuan ekonomi kelas
dunia yang luar biasa.
Eksekutif-eksekutif yang rakus di
Wall Street tetap berpesta pora dengan bonus jutaan dolar dari biaya
masyarakat pembayar pajak yang kehilangan pekerjaan garagara ulah
mereka. Jago-jago keuangan, sarjana- sarjana hebat, sampai pejabat
ikut-ikutan mencuri. Bahkan di New York, Detroit, Madrid, dan Paris saja
kapitalisme tengah menjadi bulanbulanan demo besar gara-gara
orang-orang yang rakus dan ingin cepat kaya itu.
Di
Indonesia sama saja. Para politisi kehilangan respek karena mencuri uang
rakyat. Belakangan rektor sebuah universitas negeri yang juga mahaguru
pun dilaporkan masyarakat atas perilakunya yang menggunakan uang
mahasiswa untuk urusan fitnes dan membiayai piaraannya (pets). Sudah
begitu, dia pun dilindungi sejumlah menteri dan pejabat tinggi.
Bahkan
ada yang bilang kerugiannya masih kecil, bagaimana kalau yang kecil itu
bermuara jadi besar? Bukankah itu melanggar kepatutan? Rakyat masih
harus berteriak keras untuk mendapatkan keadilan. Usaha-usaha kecil dan
besar juga banyak yang masih berbohong. Belum berusia genap 5 tahun dan
belum tentu bisnisnya untung, usaha baru sudah berani di franchise-kan.
Pelaku
usaha yang besar sama saja, banyak yang mengambil tanah rakyat melalui
tangantangan kotor. Nama-nama seperti Gayus,Nazaruddin,dan Malinda Dee
menjadi headlines sepanjang hari. Setelah itu di tahun 2011 hidup kita
dikuasai debt collector,preman berjubah agama,SMS sedot pulsa,tipuan
melalui ATM, sampai perampasan- perampasan besar.
Jadi
apalagi yang harus dilakukan kalau bukan pembersihan diri dan membangun
”giving culture”? Itu perlu dilakukan kalau Anda tak menginginkan
anak-cucu sendiri menjadi korban di jalan seperti tragedi yang dialami
oleh seorang anak balita yang tahun lalu ditabrak mobil di China, dan
didiamkan oleh sembilan orang yang melewati anak itu setelah kejadian.
Yua-Ywe, nama anak itu, akhirnya tewas beberapa hari kemudian.
Dari
sebab itulah eksekutif harus bisa turut membangun bangsa dengan
mengembangkan ”giving culture” sekaligus mentransformasi budaya
perusahaan dari I-Centric (berpusat pada individu dengan performance
management- KPI), menjadi We-Centric (berpusat pada kepentingan yang
lebih luas, dengan mempertimbangkan apa akibatnya bagi kita semua).
Transformasi
ini diperlukan untuk mengembalikan rasa aman dan membuat hidup ini
lebih harmonis. Para ahli juga mengatakan, semakin ke sini ekonomi imlek
akan semakin meriah.Di luar Asia, Imlek mulai dirayakan oleh berbagai
bangsa lain. Di Amerika Serikat dan banyak negara Eropa, ornamen-ornamen
imlek dan barongsai semakin kental mencuat. Bangsa-bangsa di Asia
Tenggara, termasuk di Indonesia, juga sudah mulai bisa memetik
keberuntungan dari libur panjang yang jatuh pada hari Senin besok.
Pesawat-pesawat
terbang yang menjalani ruterute ke daerah-daerah tertentu di mana
diaspora warga keuntungan Tionghoa berada mulai padat. Di Kuala Lumpur,
saya membaca Malaysia Airlines telah menambah 32 penerbangan ekstra
sebelum dan setelah perayaan Imlek untuk mengakomodasi permintaan.
Menurut
harian India Today,di China sendiri, airlines dipaksa menambah 14.000
(betul, empat belas ribu) tambahan jadwal penerbangan selama festival
musim semi (Imlek) berlangsung. Orang-orang Asia ini memang sedang
kelebihan uang. Berbeda dengan saudara-saudara kita di Eropa dan Amerika
yang selain tengah kedinginan juga kesulitan. Harap diingat, bagi orang
Asia, Naga adalah simbol shio terkuat, puncak.
Naga
adalah lambang dari kesejahteraan, keberuntungan, dan kemakmuran.
Diramalkan, rumah-rumah sakit bersalin akan kebanjiran pasien yang ingin
agar anaknya lahir pada tahun shio naga. Bahkan menurut majalah
Business Week, permintaan terhadap produk-produk bayi diramalkan akan
menjadi penggerak ekonomi yang penting.
Di Amerika
Serikat saja, diberitakan sejak November lalu sudah di cetak uang kertas
dengan tema khusus, Year of Dragon – dengan nomor seri dimulai dengan
angka 8888.Uang khusus ini bisa dipesan pada www.moneyfactorystore.gov.
Akhirnya
saya ucapkan selamat menyambut tahun baru Imlek. Kita semua tentu
sepakat, pembersihan diri itu penting, agar tetap selamat dan sejahtera.
Gong Xi Fat Chai!
Rhenald Kasali
Guru Besar Universitas Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar