Dari orang marketing beralih ke change management dan strategic management membuat saya harus banyak berurusan dengan soal-soal seputar assessment.
Setelah tiga kali terlibat dalam penilaian calon pimpinan KPK saya
makin paham betapa rumitnya cara berpikir manusia Indonesia. Ya, mungkin
serumit pikiran kita masing-masing. Kerumitan itu tak ubahnya manusia
yang terpenjara, a prisoner of belief.
Hari ini saya baru kembali dari salah satu propinsi terujung untuk menjalankan misi assessment yang juga tidak mudah. Beberapa waktu terakhir kantor saya juga banyak diminta oleh lembaga-lembaga strategis untuk menilai calon-calon pemimpin baik perusahaan maupun pemerintahan. Kesan saya, banyak orang yang belum paham bahwa Indonesia tengah berada dalam arus perubahan yang maha penting. Untuk itulah diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang sangat mendalam. Kita menemui banyak “kelucuan” yang masih menjadi pekerjaan rumah untuk menciptakan “talent pool” dalam jumlah besar.
Passenger & Losers
Saya selalu membedakan calon-calon pemimpin yang mengikuti calon seleksi kedalam dua kategori: Passengers (penumpang) dan Drivers (pengemudi). Passengers adalah tipe orang-orang yang menjadi beban bagi organisasi, kurang memiliki tanggung jawab, kurang berdisiplin cenderung tidak berinisiatif, menunggu, tak berani mengambil resiko, tidak kreatif, kendati berasal dari sekolah-sekolah atau kampus terkenal. Mereka benar-benar pecinta jabatan.
Sedangkan drivers adalah karakter yang sebaliknya: berinisiatif, mencari jalan baru, pengambil resiko yang berhitung, merawat “kendaraannya”, bekerja dengan selfnya (self discipline, self confidence, self awareness dan self initiative). Drivers adalah orang yang memiliki spirit kewirausahaan yang tinggi kendati bekerja menjadi pegawai.
Namun kedua kategori itu harus kita bagi lagi sehingga membentuk 4 kuadran. Yakni karakter pecundang (losers) atau yang disebut psikolog Carol Dweck sebagai fixed mindset dan karakter pemenang atau growth mindset. Jadi ada Passengers berkarakter pecundang dan ada Passengers berkarakter pemenang. Demikian juga dengan drivers.
Saya pikir ada baiknya para pemimpin yang akan memulai jabatannya melakukan assessment ini untuk mengenali seberapa cepat mereka bisa men-drive perusahaan/lembaganya, atau mempercepat transformasi. Pengalaman kami menemukan, pemimpin akan sangat kesulitan bila tidak mampu mengenali potensi-potensi SDM, apalagi bila mayoritas SDMnya adalah Passengers-Losers type. Ini adalah benih bagi terbentuknya budaya disfungsional.
Orang-orang yang bermental Passenger-Losers adalah penumpang yang menjadi beban karena selalu melihat “masalah pada setiap kesempatan” atau “selalu menemukan/mencari kesulitan dari setiap jawaban”, sudah nyaman dengan posisinya, mereka akan mencari-cari kesalahan, senang membuat-buat alasan, banyak menggerutu (complain), terkurung dalam masa lalu, senang mendramatisasi, menghambat kemajuan dan larut dalam kerumunan, bahkan tidak memiliki kemampuan berpikir kritis.
Saya baru saja menyelesaikan naskah buku yang akan saya beri judul “human driver” untuk menjawab persoalan-persoalan seperti ini. Bahkan psikolog-psikolog yang saya latih baru saja selesai menciptakan alat-alat pelatihan yang relatif baru yang dapat dipakai untuk mentransformasi perilaku manusia. Eksperimen yang kami lakukan menemukan, Passenger-Losers harus diubah menjadi passengers-winners, bukan drivers-losers. Manusia pecundang justru akan akan sangat merepotkan bila diberi pelatihan-pelatihan spiritual atau motivasi tertentu tanpa landasan teori yang memadai. Kesalahan treatment dapat menjadikan mereka sebagai drivers-losers yang merasa dirinya suci, hebat, aktif dan berinisiatif, bahkan berani mengambil resiko, tetapi potensi pecundangnya tetap eksis atau bahkan justru diperkuat.
Akan lebih baik bila secara sadar kita menanamkan sugesti self dengan psychology of winning secara bertahap. Pertama dilakukan treatment untuk membuang karakter pecundang dan bila berhasil maka baru dijadikan driver. Passenger yang bermental pemenang atau memiliki kualitas mental growth akan lebih mudah dijadikan drivers-winner. Sekedar Anda ketahui saja, drivers-Winners adalah kualitas calon pemimpin yang mewarnai masa depan perusahaan dan negara yang sejahtera. Potensi inilah yang harusnya ditemui dan diperkuat.
Jadi, organisasi disfungsional adalah organisasi yang dibajak orang-orang bermasalah dengan pemimpin-pemimpin Passenger-Losers. Organisasi yang banyak menimbulkan kerisauan adalah organisasi yang melatih pegawai-pegawainya menjadi drivers namun perangainya losers (Drivers-Losers). Organisasi-organisasi yang siap berubah adalah Passenger-Winners, dan organisasi yang berlari kencang adalah Drivers-Winners. Ayo kita perbaiki!
Rhenald Kasali
Founedr Rumah Perubahan
Hari ini saya baru kembali dari salah satu propinsi terujung untuk menjalankan misi assessment yang juga tidak mudah. Beberapa waktu terakhir kantor saya juga banyak diminta oleh lembaga-lembaga strategis untuk menilai calon-calon pemimpin baik perusahaan maupun pemerintahan. Kesan saya, banyak orang yang belum paham bahwa Indonesia tengah berada dalam arus perubahan yang maha penting. Untuk itulah diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang sangat mendalam. Kita menemui banyak “kelucuan” yang masih menjadi pekerjaan rumah untuk menciptakan “talent pool” dalam jumlah besar.
Passenger & Losers
Saya selalu membedakan calon-calon pemimpin yang mengikuti calon seleksi kedalam dua kategori: Passengers (penumpang) dan Drivers (pengemudi). Passengers adalah tipe orang-orang yang menjadi beban bagi organisasi, kurang memiliki tanggung jawab, kurang berdisiplin cenderung tidak berinisiatif, menunggu, tak berani mengambil resiko, tidak kreatif, kendati berasal dari sekolah-sekolah atau kampus terkenal. Mereka benar-benar pecinta jabatan.
Sedangkan drivers adalah karakter yang sebaliknya: berinisiatif, mencari jalan baru, pengambil resiko yang berhitung, merawat “kendaraannya”, bekerja dengan selfnya (self discipline, self confidence, self awareness dan self initiative). Drivers adalah orang yang memiliki spirit kewirausahaan yang tinggi kendati bekerja menjadi pegawai.
Namun kedua kategori itu harus kita bagi lagi sehingga membentuk 4 kuadran. Yakni karakter pecundang (losers) atau yang disebut psikolog Carol Dweck sebagai fixed mindset dan karakter pemenang atau growth mindset. Jadi ada Passengers berkarakter pecundang dan ada Passengers berkarakter pemenang. Demikian juga dengan drivers.
Saya pikir ada baiknya para pemimpin yang akan memulai jabatannya melakukan assessment ini untuk mengenali seberapa cepat mereka bisa men-drive perusahaan/lembaganya, atau mempercepat transformasi. Pengalaman kami menemukan, pemimpin akan sangat kesulitan bila tidak mampu mengenali potensi-potensi SDM, apalagi bila mayoritas SDMnya adalah Passengers-Losers type. Ini adalah benih bagi terbentuknya budaya disfungsional.
Orang-orang yang bermental Passenger-Losers adalah penumpang yang menjadi beban karena selalu melihat “masalah pada setiap kesempatan” atau “selalu menemukan/mencari kesulitan dari setiap jawaban”, sudah nyaman dengan posisinya, mereka akan mencari-cari kesalahan, senang membuat-buat alasan, banyak menggerutu (complain), terkurung dalam masa lalu, senang mendramatisasi, menghambat kemajuan dan larut dalam kerumunan, bahkan tidak memiliki kemampuan berpikir kritis.
Saya baru saja menyelesaikan naskah buku yang akan saya beri judul “human driver” untuk menjawab persoalan-persoalan seperti ini. Bahkan psikolog-psikolog yang saya latih baru saja selesai menciptakan alat-alat pelatihan yang relatif baru yang dapat dipakai untuk mentransformasi perilaku manusia. Eksperimen yang kami lakukan menemukan, Passenger-Losers harus diubah menjadi passengers-winners, bukan drivers-losers. Manusia pecundang justru akan akan sangat merepotkan bila diberi pelatihan-pelatihan spiritual atau motivasi tertentu tanpa landasan teori yang memadai. Kesalahan treatment dapat menjadikan mereka sebagai drivers-losers yang merasa dirinya suci, hebat, aktif dan berinisiatif, bahkan berani mengambil resiko, tetapi potensi pecundangnya tetap eksis atau bahkan justru diperkuat.
Akan lebih baik bila secara sadar kita menanamkan sugesti self dengan psychology of winning secara bertahap. Pertama dilakukan treatment untuk membuang karakter pecundang dan bila berhasil maka baru dijadikan driver. Passenger yang bermental pemenang atau memiliki kualitas mental growth akan lebih mudah dijadikan drivers-winner. Sekedar Anda ketahui saja, drivers-Winners adalah kualitas calon pemimpin yang mewarnai masa depan perusahaan dan negara yang sejahtera. Potensi inilah yang harusnya ditemui dan diperkuat.
Jadi, organisasi disfungsional adalah organisasi yang dibajak orang-orang bermasalah dengan pemimpin-pemimpin Passenger-Losers. Organisasi yang banyak menimbulkan kerisauan adalah organisasi yang melatih pegawai-pegawainya menjadi drivers namun perangainya losers (Drivers-Losers). Organisasi-organisasi yang siap berubah adalah Passenger-Winners, dan organisasi yang berlari kencang adalah Drivers-Winners. Ayo kita perbaiki!
Rhenald Kasali
Founedr Rumah Perubahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar